Senin, 24 Januari 2011

Sukses Dengan Passion-mu

Pernahkah dibenak kita, kita rasakan perang berkecamuk antara keinginan dan kondisi kita? Mungkin kita pernah menemui hal ini, atau bahkan mengalami sendiri.  Mungkin pernah bertanya pada hati kita, mau jadi apa ya nanti “gue”? Apa gue harus kerja sesuai basic yang sekarang gue geluti? Padahal gue sama sekali tidak tertarik.

Hal inilah yang sering menjadi dilema dalam diri kita. Pernah lihat film 3 Idiots? Pasti tahu siapa Farhan? Yah, dia adalah salah satu orang yang mampu menemukan jati diri, serta lentera jiwanya.

Yah, Farhan adalah anak cerdas, dengan nilai terbaik saat SMA. Orang tuanya sangat ingin dia kuliah di Universitas ternama di India. Kedua orang tuanya sangat menghendaki Farhan untuk menjadi seorang Insinyur dibidang Teknik. Di sisi lain  Farhan tidak merasakan adanya chemistry dengan bidang yang Ia pelajari sekarang. Sebenarnya Farhan adalah peminat bidang fotografi binatang. Karena dia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya, maka Ia turuti harapan orang tuanya, yang sebenarnya menjadi beban mental bagi dirinya. Sehingga meski ia paksakan belajar tetap saja hasilnya tidak pernah memuaskan. Singkat cerita Ia pun bertemu dengan sahabat yang menyadarkan dia, membantu Farhan menemukan lentera jiwanya. Memberanikan diri untuk keluar dari beban yang selama ini menghantuinya. Dan akhirnya dengan segala cara Ia ungkapkan bahwa minat dan “passion” dia adalah menjadi animal photographer, bukan menjadi Engineer. Akhirnya sang bapak luluh, dengan alasan yang  dikemukakan Farhan.
Hehehe, gak nyambung emang sama bahasan kali ini. Tapi itu sekedar prolog buat “membangunkan” kita.

Saya tidak akan mengkritisi tentang film ini, saya hanya mengutip kegigihan seorang Farhan. Yang secara garis besar cerita tentang Farhan ini memberikan gambaran nyata tentang definsi “passion” yang entah berapa kali diteriakkan dengan lantang oleh Bang Yoris.

Yah, saya tercengang dan kagum saat mendengarkan presentasi bang Yoris Sebastian (Author dari Creative junkies, Music Entrepreneur, Konsultan, dan Public speaker) yang saya ikuti pada hari ke-2 acara Pameran “Wirausaha Mandiri 2011" di JCC, 22 Januari 2011 kemarin. Entah tiba-tiba saya teringat dengan sosok Farhan dalam film 3 Idiots.

Saya merasa terkagum-kagum dengan sosoknya (bang Yoris-twitter : @yoris) didepan, berbicara layaknya seorang yang memberikan “charge” motivasi buat para pengunjung yang ingin merubah hidupnya. Tak henti-hentinya aku hanya ‘mlongo’ dan angguk-angguk kepala dengan statement yang acap kali menggelitik sanubari ini.

Intinya, sesuatu hal apapun yang akan menjadi capaian-capaian besar kita, harus mulai detik ini dipikirkan. Melakukan suatu pekerjaan atau memulai usaha yang sesuai dengan “passion” kita. Mas Yoris sendiri mendefiniskan “passion” sebagai hal yang  membuat kita senang apabila mengerjakan sesuatu yang sifatnya menghasilkan. Sehingga jika “passion” ini telah tertanam pada diri kita, apapun yang kita kerjakan kita usahakan akan terasa “comfort” dan ikhlas dalam menjalaninya, sehingga ketika terpaan dan hantaman mendekati, menghadang kita, dengan bekal “passion” yang telah tertanam pada diri kita, kita mampu berdiri kembali, berjuang untuk mencapai capaian-capaian yang kita harapkan. Dan inilah yang saya asumsikan dalam diri Farhan, yang telah menemukan “passion”.

Diapun mencontohkan dari seorang pengusaha muda Indonesia, mas Hendi Setiono (Twitter : @hendisetiono). Seorang  CEO di Baba Rafi Corp, pemilik hampir 650 outlet Kebab turki Baba Rafi. Meski basic mas  Hendi adalah Sarjana Teknik Informatika, tetapi dia menemukan “passion” dia di bidang kuliner. Karena memang dia sangat suka dengan bidang kulineri, dan inilah yang menjadi “passion” mas Hendi sehingga mampu menjadi CEO sebuah usaha Kebab Turki yang mencapai omzet 1 milliar/bulan.
Namun Mas Yoris sendiri menggaris bawahi, jika hal tersebut bukan berarti tidak bermanfaat. Tetap bersinergi, meskipun tidak sesuai dengan apa yang kita pelajari saat di bangku kuliah, bukan sesuai dengan bidang yang kita tekuni saat itu. Karena hal itu akan memberikan ciri terhadap apa yang kita geluti saat ini atau suatu saat nanti. Contoh kasus salah satu  pemilik usaha taksi Blue Bird, yang pada dasarnya beliau adalah menekuni ilmu Kedokteran. Terlihat begitu detail dalam me-manage usahanya, kesan bersih, rapi pasti akan kita temui saat menggunakan jasa taksi ini. Bahkan, tak tanggung-tanggung, jika ada barang yang tertinggalpun akan diantarkan sesuai alamat yang ada. Jadi tidak serta merta ilmu yang selama ini kita pelajari tidak bermanfaat. Apapun itu pasti akan bersinergi dengan usaha yang kita kerjakan saat ini.

Beda lagi dengan Mas Wahyu Aditya Founder dan CEO HelloMotion & KDRI (betewe mau tau gak siapa dia follow aja twitternya @maswaditya). Dia telah menemukan “passion” itu sejak di bangku kuliah. Sehingga dia tahu masa depan dia pribadi. Dengan alasan melihat kondisi Indonesia, yang sangat minim ilmu tentang Animasi, dia terpanggil untuk mendirikan sekolah Animasi. Inilah “passion” yang akan menghantarkan kita pada sebuah kesuksesan, yang senantiasa menyertakan kebahagian seseorang kedalam kebahagiaan pribadi. So, Bagaimana dengan kita ? temukan “passion” pada diri kita, atau kalau bahasanya Mas Nugie Lentera Jiwa.
Dan inilah yang pastinya  terdapat pada sosok muda berbakat yang menjadi Juara & Finalis Wirausaha Mandiri 2011 yang kemarin beberapa saya temui bersama teman-teman saya. Mereka telah menemukan “passion” mereka masing-masing. Bayangkan mereka masih duduk di bangku kuliah, dengan kisaran umur 20-30 tahun. Namun mereka telah mampu memberikan karya terbaik bagi negeri ini. Membuka peluang usaha dengan menjadi Entrepreneur Muda.

Tak sedikitpun saya lewatkan stand-stand yang ada, dengan gaya SKSD saya tanya beberapa finalis yang saat itu kebetulan menunggu stand mereka masing-masing.  Cukup antusias dengan beberapa finalis, mereka mau  diajak berdiskusi, dan saya pun menanyakan bisnis usaha yang digeluti dari awal pemilihan usaha hingga marketing-nya. Tak segan-segan saya ucapkan “salut” ataupun acungan jempol ke mereka. Mereka memang pantas diberi apresiasi. Karena mereka adalah pribadi-pribadi mulia yang tekun dan gigih. Terbukti mereka mampu mendirikan Usaha Mandiri, menjadi Entreprenuer. Memanfaatkan potensi alam, kerajinan masyarakat suku dalam. Dan mampu menangkap pangsa pasar yang ada. Dan saat itu pula, semangat saya mulai terbakar lagi untuk bisa maju dan mewujudkan impian-impian. Mari kita wujudkan teman-temanku.


2 komentar:

  1. mari...., kejar impian dan cita-cita, ane bingung sekarang ini. semangat dalam diri ane terlalu menggebu2 hingga gak tau musti diapakan, hehehe

    BalasHapus
  2. Harus ditentukan mana yg prioritas, usaha, kerja atau kejar beasiswa, jika mampu berjalan beriringan menjadi nilai plus bagi kita sendiri

    BalasHapus